Thursday, November 5, 2009

OJO DUMEH BU BIDAN !!!

OJO DUMEH

Falsafa kuno, dari bahasa Jawa yang memiliki arti ojo = jangan Dumeh = sombong,pamer,lupa diri.ketika seseorang sudah dihinggapi "ojo dumeh"

Dalam bahasa Indonesia berarti 'jangan mentang-mentang' atau bahasa kasarnya 'jangan sok lo..!'
Dengan pluralisme sifat dalam diri seseorang, tentu kita pernah merasakan, mengatakan atau cuma mbathin.
Ojo dumeh sugih, ojo dumeh dhuwe pangkat, ojo dumeh nggantheng, ojo dumeh ayu, ojo dumeh pinter, dan ojo dumeh-ojo dumeh yang lainnya.
Orang bijak bilang lihat ke atas agar kita punya motivasi agar lebih pinter, lebih maju. Lihat ke bawah agar bisa bersyukur, nrimo lan legowo.
Sebelum dikatain 'sok' ama orang lain mendingan mengingatkan diri sendiri dulu.he he he.
Persamaan sifat2 Ojo dumeh dalam ajaran Islam dikenal Tawadu
Sikap merendah tanpa menghinakan diri- merupakan sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya.
Sudahkah kita memilikinya?

Merendahkan diri (tawadhu’) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.

Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah.
Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang.
Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.

Lawan dari sifat tawadhu’ adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya:
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah bin Mas’ud z)

Seseorang belum dikatakan tawadhu’ kecuali jika telah melenyapkan kesombongan yang ada dalam dirinya. Semakin kecil sifat kesombongan dalam diri seseorang, semakin sempurnalah ketawadhu’annya dan begitu juga sebaliknya...

No comments:

Post a Comment